Carakerja pestisida nabati 1. Pestisida nabati tidak langsung membunuh hama tanaman namun secara bertahap memutus rantai kehidupan hama. 2. Pestisida nabati mampu mengganggu sistem komunikasi hama tanaman, sehingga serangga jantan tidak bisa saling berhubungan dan meningkatkan populasinya 3.
– Banyaknya jenis produk pestisida dan ZPT Zat Pengatur Tumbuh dipasaran, seperti produk insektisida, herbisida, fungisida dan jenis pestisida lainnya dengan tentunya merek dagang yang berbeda-beda, hal ini mempermudah kita untuk memilah dan memilih pestisida mana yang tepat untuk digunakan sesuai sasarannya. Jika diperhatikan, produk-produk pestisida dan zpt yang beredar di toko-toko pertanian, terdapat berbagai macam formulasi yang ditulis dengan kode tertentu berupa singkatan huruf kapital seperti EC, SC, SL, WP,GR, WG, dan lain-lain. Setiap bahan aktif pestisida memiliki daya larut yang bermacam-macam. Karakteristik daya larut dan target pasar adalah hal yang menjadi pertimbangan perusahaan produsen pestisida dalam memformulasikan suatu bahan aktif menjadai produk jadi yang siap dipasarkan. Setiap jenis formulasi suatu produk mempengaruhi cara aplikasinya dan juga mempengaruhi tata cara teknik pencampuran pestisida. Simak juga Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Akibat Keracunan Pestisida Ada suatu produk dengan merk dagang yang sama yang diproduksi satu perusahaan, dijual dengan formulasi yang berbeda, contohnya Regent 50 SC, Regent 80 WG dan Regent 0,3 GR. Karena formulasinya berbeda, tentu cara aplikasinya pun juga berbeda. Didalam kemasan produk pestisida atau produk ZPT biasanya terdapat nama bahan aktif yang terkandung didalamnya dan selain dari itu terdapat juga kode-kode tertentu yang ada didalam merek kemasan seperti contohnya Confidor 3 GR pada Furadan 400 SL pada Manuver 2,5 EC pada Decis dan kode lainnya. Secara garis besar, formulasi pestisida dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu Formulasi cair dan Formulsi Padat. Untuk bisa memahami berbagai macam formulasi pestisida, perlu diketahui beberapa istilah kimia berikut ini Solution/Larutan Suatu larutan dihasilkan bila suatu benda dilarutkan dalam cairan. Komponen pembentuk larutan tidak bisa dipisahkan secara mekanis. Setelah larutan terbentuk dengan cara diaduk, komponennya tidak akan memisah, tidak perlu pengadukan lagi agar tetap menjadi larutan. Contoh yang biasa kita jumpai adalah memasukan gula ke dalam air, kemudian diaduk, maka akan menjadi suatu larutan. Suspension/Suspensi Suspensi merupakan campuran yang mudah dipisahkan, di dalamnya terdapat partikel padat yang menyebar dalam cairan. Partikel padat tersebut tidak bisa terlarut, sehingga perlu pengadukan yang terus-menerus supaya partikel itu menyebar merata dalam cairan. Maka dari itu, terkadang produk pestisida yang formulasinya berbentuk suspensi, tertulis dalam kemasanya “kocok sebelum digunakan”. Emultion/Emulsi Emulsi terjadi jika suatu cairan yang berbentuk droplet/butiran ter-dispersi/menyebar dalam larutan lainnya. Tidak perlu pengadukan yang terlalu lama supaya emulsi tidak memisah. Pestisida berbentuk emulsi, bahan aktifnya di larutkan dulu dengan pelarut berbasis minyak, kemudian ditambah dengan pengemulsi, sehingga ketika dicampur dengan air untuk disemprotkan akan terbentuk emulsi. Formulasi emultion biasanya terlihat seperti cairan “susu”. Formulasi suspension biasanya terlihat “keruh/buram” Formulasi solution biasanya terlihat “transparan” Secara ringkas nama formulasi dan singkatannya adalah sebagai berikut 1. Formulasi Pestisida Bentuk Cair EC Emulsifiable Concentrate adalah formulasi berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. Kandungan bahan aktif dalam pestisida atau ZPT jenis ini hanya larut di dalam minyak, agar mudah digunakan, pestisida ditambahkan bahan emulsi pencampur minyak oleh produsen, dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minyak dapat larut juga di dalam air, membentuk larutan seperti susu saat dicampur dengan air, bersifat stabil saat dicampur air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian. Contoh produk CRIPTAN 250 EC, CRONUS 18 EC , CROSS 100 EC, CROWEN 113 EC dan lain sebagainya. SC Suspension Concentrate dan WSC Water Soluble Concentrate Formulasi SC dan WSC mirip dengan EC, tapi menggunakan solvent berbasis air, jadi jika dicampur dengan air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk suspensi. Formulasi ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan menggunakan alat sprayer. Contoh produk SC CULTAR 250 SC, ENTIBLU 450/100 SC, ZAMPRO 525 SC dan lain sebagainya. Contoh produk WSC Manuver 400 WSC, Agrogibb 40 WSC. SL Soluble Liquid dan L Liquid adalah formulasi berbentuk pekatan yang bisa larut dalam air, jika dicampur dengan air akan membentuk larutan. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan. Contoh produk Spontan 400 SL, CRASH 160 SL, SISTEMIK 240 SL, SOFFELL 130 SL, dll. Tidak seperti formulasi EC yang jika dituangkan ke dalam air, maka air akan menjadi “putih keruh” seperti “cairan susu”, sedangkan formulasi SL jika dituangkan ke dalam air akan larut, terlihat “transparan”tidak ada perubahan yang mencolok pada air tersebut. Di kalangan petani, ada perasaan kurang “mantap” jika larutan semprot tidak “putih-keruh”. AS Aquaeous Solution dan AC Aquaeous Concentrate AS dan AC merupakan larutan pekat yang dapat dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasikan dalam bentuk AS dan AC umumnya berupa pestisida berbahan aktif dalam bentuk garam yang memiliki kelarutan tinggi di dalam air. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan. Contoh produk Agrifos 400 AS. F Flowable, FW Flowable in Water dan FS Flowable Suspension Formulasi F, FS atau FW merupakan konsentrat cair yang sangat pekat mendekati seperti pasta, tapi masih bisa dituangkan. Jika dicampur air, akan membentuk suspensi partikel padat yang melayang dalam media cair . Karena bentuknya seperti pasta, memerlukan pengadukan yang terus-menerus supaya tidak mengendap. Jika sudah tersimpan terlalu lama, produk pestisida formulasi F kemungkinan akan memadat. Contoh produk PRONTO 600 FS. 2. Formulasi Pestisida Bentuk Padat D Dust adalah formulasi berbentuk debu/tepung yang siap pakai, dalam aplikasinya tidak perlu dicampur dengan air. Ukuran partikelnya sangat kecil 10-30 mikron dengan konsentrasi bahan aktif rendah sekitar 2%. Cara aplikasinya dengan dihembuskan dusting dengan alat tertentu. Contoh produk PARIGEN 0,5 D. GR Granula adalah formulasi berbentuk butiran padat dengan ukuran seragam. GR umumnya merupakan produk yang siap pakai dengan cara ditaburkan. Kandungan bahan aktifnya relatif rendah sekitar 3%. Contoh produk Furadan 3 GR, SOFATAN 3 GR, dll. Umpan Bait, B atau Ready Mix Bait RB atau RMB , Merupakan bentuk sediaan yang banyak digunakan dalam formulasi rodentisida untuk mengendalikan binatang besar tikus, babi hutan, tupai. Formulasi RB/RMB siap guna telah dicampur dengan pakan sedangkan formulasi B harus dicampur sendiri oleh penggunanya misalnya dengan beras. Contoh produknya COPTON 0,5 RB. BB Block Bait adalah formulasi berbentuk blok berupa umpan siap pakai. Contoh produknya yaitu KLERAT 0,005 BB, KRESNAKUM 0,005 BB, CONTRAC 0,005 BB, dll. WG, WDG Water Dispersible Granule dan SG Soluble Granule Formulasi WG dan WDG ini berbentuk butiran berbentuk butiran halus micro granule seperti formulasi G, namun kandungan bahan aktifnya relatif lebih tinggi dan dalam penggunaannya harus diencerkan terlebih dahulu dengan air, diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan membentuk larutan sempurna. Bersifat kurang stabil mudah mengendap, sehingga harus sering diaduk/dikocok secara teratur pada saat pemakaian. Contoh produk GARDENER 68 WG, WIN 20 WG, ZEERON 20 WG, SOYATIP 67 WG, Ally 20 WDG, dll Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan membentuk larutan sempurna. Contoh produk Proclaim 5 SG, dll. WP Werrable Powder adalah formulasi berbentuk tepung dengan ukuran partikel sangat kecil satuan mikron dan mengandung bahan aktif yang relatif tinggi hingga 80%. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan, jika dicampur dengan air akan membentuk suspensi, dan perlu pengadukan yang lebih lama supaya dapat tercampur dengan air. Contoh produk CONFIDOR 5 WP, AVIDOR 25 WP, APPLAUD 10 WP, ANTRACOL 70 WP dan lain-lain. SP Soluble Powder adalah formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur dengan air akan membentuk larutan homogen. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Contoh produk ZIDAN 50 SP, PROTHENE 75 SP, dll. SD Seed Dressing merupakan formulasi khusus berbentuk tepung yang digunakan dalam perawatan benih. Contoh produk Saromyl 35 SD. 3. Formulasi Khusus MC yaitu formulasi padatan lingkar, contohnya yaitu ZEBRA 0,30 MC, artinya memiliki kandungan bahan aktif esbiotrin sebesar 0,30%. Ada juga COWBRAND 0,30 MC, dll. PA Pasta adalah formulasi berbentuk pasta. Contoh produk CP 150 PA, PROTHEPHON 10 PA, dll. LT adalah formulasi berbentuk losion. Contoh produk SLEEK ANTI MOSQUITO 12,5 LT, SOFFELL 13 LT, dll. CS Capsulated Suspension adalah formulasi berbentuk mikro kapsul dalam pekatan yang dapat disuspensikan. Contoh produknya yakni DEMAND 100 CS, dll. OD adalah formulasi berbentuk larutan dalam minyak. Contoh produknya CORNELIA 265/35 OD, dll. DF adalah formulasi berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. Contoh produk SPADA 60 DF, dll. TB Tablet adalah formulasi dalam bentuk tablet. Contohnya yaitu KINGPHOS 56 TB, HELLIPHOS 56 TB, HARVESTPHOS 56 TB, GIBGRO 20 TB, GIBBERSIPP 20 TB, GAPLUS 20 TB, dll. ULV Ultra Low Volume adalah formulasi berbentuk cair, bahan aktif yang dikandung sangat tinggi, dirancang untuk penyemprotan dengan menggunakan alat khusus dan tanpa dilarutkan dengan air lagi. LV, pestisida rumah tangga racun pernafasan berbentuk larutan yang dapat diuapkan. Contoh produknya BAYGON 13 LV, SIRMUK 7 LV, dll Simak juga Arti Simbol, Warna dan Kalimat Peringatan Bahaya pada Label Pestisida Demikian informasi tentang Arti Kode SL, EC, WP, SP, GR, TB, MC pada Kemasan Pestisida dan ZPT, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Kritik dan saran, serta penambahan informasi sangat kami harapkan, silahkan hubungi kami via email ke Carakerja racun Sianida di dalam tubuh. Setelah tubuh terpapar atau sianida masuk ke dalam tubuh, senyawa ini dengan cepat memasuki aliran darah. Tubuh memang menangani racun ini dalam jumlah kecil dengan mengubahnya menjadi tiosianat yang kemudian dikeluarkan melalui urine. Senyawa ini bisa bergabung dengan bahan kimia lain membentuk vitamin

Mengapa pemilihan pestisida di tingkat petani masih kurang tepat dan efisien? Dari hasil pengamatan, masih banyak petani yang belum memahami kegunaan dan cara memilih pestisida yang benar-benar tepat sasaran untuk OPT. Kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan dari mulut ke mulut antarpetani. Mengetahui perbedaan cara kerja atau mekanisme kerja pestisida dapat membantu petani dalam menentukan jenis pestisida yang tepat dalam proses pencegahan dan pengendalian OPT. Karena pada dasarnya, masing-masing pestisida mempunyai cara yang berbeda-beda untuk meracuni sasarannya. Pestisida dalam membunuh hama menggunakan dua mekanisme, yaitu meracuni hama secara langsung dan meracuni tanaman terlebih dahulu baru hama akan keracunan setelah makan tanaman tersebut. Berikut adalah contoh beberapa cara mekanisme kerja pestisida yang sering digunakan oleh petani Pestisida Racun Sistemik Untuk jenis pestisida seperti ini cara kerjanya tidak langsung membunuh OPT. Racun pestisida setelah disemprotkan akan menempel pada tanaman. Kemudian racun ini akan terserap ke dalam jaringan tanaman melalui daun atau akar. Yang termasuk pestisida racun sistemik umumnya adalah insektisida, fungisida dan herbisida. - Contoh insektisida sistemik misalnya insektisida berbahan aktif dimehipo, imidakloprid, fipronil, asefat, dll. - Contoh fungisida sistemik adalah fungisida berbahan aktif karbendazim, difenokonazol, dll. - Contoh herbisida sistemik adalah herbisida berbahan aktif glifosat, 2,4-D, metsulfuron metal, dll. Pestisida Racun Kontak Pestisida ini akan bekerja dengan baik jika terkena atau kontak langsung dengan OPT sasaran. Racun pada pestisida tersebut akan masuk ke jaringan tubuh organisme target. Selanjutnya akan terjadi gangguan fungsi fisiologis organisme target yang berakibat pada kematian. Yang termasuk pestisida racun kontak umumnya adalah insektisida, fungisida dan herbisida. Untuk jenis insektisida, penggunaan racun kontak sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang menetap dan tidak tersembunyi, seperti ulat, kutu daun, dan semut. Racun ini kurang bekerja baik terhadap serangga-serangga yang mempunyai mobilitas tinggi atau tersembunyi, seperti lalat, kutu kebul dan belalang. - Contoh insektisida racun kontak misalnya yang berbahan aktif golongan piretroid sipermetrin, deltametrin, klorpirifos, bpmc, dll. - Contoh fungisida kontak misalnya yang berbahan aktif mankozeb, maneb, zineb, ziram, dll. - Contoh herbisida kontak adalah yang berbahan aktif parakuat. Racun Lambung Racun yang terdapat dalam insektisida ini baru bekerja jika bagian tanaman yang telah disemprot dimakan oleh hama. Di lambung inilah kerja racun mulai bereaksi. Racun lambung ini biasanya berhubungan dengan racun pestisida sistemik. Racun Pernapasan Insektisida jenis ini dapat membunuh serangga jika terhisap melalui organ pernafasan hama. Racun ini sering digunakan untuk mengendalikan hama gudang. Jenis racun ini sering disebut sebagai racun fumigan. Dengan mengetahui cara kerja atau mekanisme kerja pestisida, kita akan tahu bahwa - Pestisida sistemik efektif digunakan untuk membunuh hama tanaman yang ada didalam jaringan tanaman atau pada hama yang tipe serangannya adalah menghisap atau menusuk tanaman. Misalnya hama penggorok daun, penggerek batang, penggerek buah, trips dan kutu. - Pestisida kontak, sistemik dan lambung efektif digunakan untuk mengendalikan hama tanaman dengan mobilitas tinggi, seperti belalang, kutu, lalat buah dan lain sebagainya. Karena pada saat penyemprotan kemungkinan hama tersebut tidak ada di tempat atau terbang, dan beberapa waktu kemudian akan kembali. Dan hama akan mati jika memakan bagian tanaman yang masih mengandung residu. - Racun pernapasan efektif digunakan untuk mengendalikan hama mobilitas tinggi, karena walaupun tidak terkena secara langsung, hama akan mati jika menghirup partikel mikro pestisida yang terbang di udara. Selain belajar dari paparan di atas, alangkah baiknya jika kita juga mau belajar dan mau bertanya atau konsultasi pada ahli pertanian. Sehingga masalah-masalah pada tanaman akan cepat teratasi dan juga kita bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan. Sumber 8Villages

Title Pengelompokan pestisida berdasarkan cara kerja (mode of action) [sumber elektronik] / oleh, Abdi Hudaya dan Hadis Jayanti, Author: Abdi Hudaya|Hadis Jayanti, Publisher:Bogor : Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian, 2013, Subject:Pestisida , Isbn: 978-979 15 April 2021 - Kategori Blog Kode Pestisida Angka dan Kode Jenis 5WP, 400SL, 2,5EC dan 400WSC Banyak dari jenis produk pestisida yang ada dipasaran, seperti halnya produk insektisida, herbisida, fungisida dan jenis pestisida lainnya dengan tentu merek dagang yang berbeda-beda, hal ini mempermudah kita untuk mencari dan memilah pestisida mana yang tepat untuk pengendaliannya. Didalam kemasan produk pestisida terdapat nama bahan aktif yang terkandung didalamnya dan selain dari itu terdapat juga berbagai kode-kode angka tertentu yang ada didalam merek kemasan seperti yang akan kita bahas kali ini. Contoh 5WP pada pestisida Confidor, 3GR pada Furadan, 400 SL pada Manuver, 2,5 EC pada Decis dan kode lainnya. Mari teman-teman petani modern kita harus wajib mengetahui apa yang dimaksud dari kode angka tersebit dari 5WP, 3GR, 400SL dan kode-kode angka lainnya. kali ini admin sumber plastik dengan blog ini akan membahas kode-kode angka yang terdapat didalam kemasan produk pestisida, adapun berbagai penjelasannya sebagai berikut. – WP Kode Pestisida WP biasanya terdapat dalam kemasan produk pestisida seperti CONFIDOR 5WP, AVIDOR 25WP, APPLAUD 10WP, ANTRACOL 70WP dan lain-lain, lantas apa yang di Maksud dengan WP? WP adalah singkatan dari Werrable Powder atau pestisida yang berjenis tepung yang larut dalam air, lantas apa yang dimaksud dengan 5WP pada Confidor 5WP, 5WP sama dengan 5% bahan aktif yang terkandung dengan Werrable Powder pada jenis pestisidanya. – GR GR biasanya terdapat dalam pestisida Furadan 3GR, dengan penjelasan sebagai berikut, Furandan dengan 3% bahan aktif Carbofuran, dan arti GR adalah Granula atau Butiran. – SL Arti SL adalah Soluble atau larutan yang bisa dilarutkan dalam air, kode SL bisanya terdapat dalam kemasan Spontan 400SL dan MONTAF 400SL. contoh nya Spontan 400SL, Spontan dengan 400g/l bahan aktif berupa Dimehipo dan SL adalah Soluble atau larutan yang bisa dilarutkan dalam air. – EC EC bisa ditemui salahsatunya pada pestisida Decis 2,5EC yang berarti Decis mengandung bahan aktif Deltamethrin sebanyak 25 g/l dan arti EC adalah Emulsifiable Concentrate atau pestisida Berbentuk cairan pekat. – WSC Pestisida Manuver 400WSC yang menggunalan kode 400WSC, dengan arti pestida mengandung bahan aktif Dimehypo sebanyak 400g/l sedangkan WSC adalah Water Soluble Concentrate atau Pekatan yang dapat larut dalam air Demikian artikel Pengenalan kode angka dan kode jenis dari pestisida 5WP, 400SL, 2,5EC dan 400WSC, semoga bermanfaat ya sahabat pertanian indonesia semua. Link Pembahasan Sebelumya, jangan liwatkan infonya Blog kami Customer Service – 08563179890 cs1 – 082143578739 cs2 arti angka pada pestisida, arti ec, arti kode cara kerja pestisida, arti kode pestisida, belajar bahan aktif pestisida, contoh label pestisida, label pestisida, pengertian racun kontak, tujuan dan fungsi formulasi pestisida
ACTARA25 WG KEMASAN 10 GRAM | INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ULAT , di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Banyaknya jenis produk pestisida dipasaran, seperti produk insektisida, herbisida, fungisida dan jenis pestisida lainnya dengan tentunya merek dagang yang berbeda-beda, hal ini mempermudah kita untuk memilah dan memilih pestisda mana yang tepat untuk pengendalian. Mengenal kode angka dan kode jenis dari Pestisida 5WP, 400SL, 2,5EC dan 400WSC Didalam kemasan produk pestisida biasanya terdapat nama bahan aktif yang terkandung didalamnya dan selain dari itu terdapat juga kode-kode angka tertentu yang ada didalam merek kemasan seperti contohnya 5WP pada pestisida Confidor, 3GR pada Furadan, 400 SL pada Manuver, 2,5 EC pada Decis dan kode lainnya. Sebagai petani modern kita wajib mengetahui apa yang dimaksud dari kode angka 5WP, 3GR, 400SL dan kode-kode angka lainnya. kali ini artikel blog sampul pertanian akan membahas kode-kode angka yang terdapat didalam kemasan produk pestisida, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. WP Kode WP biasanya terdapat dalam kemasan produk pestisida seperti CONFIDOR 5WP, AVIDOR 25WP, APPLAUD 10WP, ANTRACOL 70WP dan lain-lain, lantas apa yang di Maksud dengan WP? WP adalah singkatan dari Werrable Powder atau pestisida yang berjenis tepung yang larut dalam air, lantas apa yang dimaksud dengan 5WP pada Confidor 5WP, 5WP sama dengan 5% bahan aktif yang terkandung dengan Werrable Powder pada jenis pestisidanya. GR GR biasanya terdapat dalam pestisida Furadan 3GR, dengan penjelasan sebagai berikut, Furandan dengan 3% bahan aktif Carbofuran, dan arti GR adalah Granula atau Butiran. SL Arti SL adalah Soluble atau larutan yang bisa dilarutkan dalam air, kode SL bisanya terdapat dalam kemasan Spontan 400SL dan MONTAF 400SL. contoh nya Spontan 400SL, Spontan dengan 400g/l bahan aktif berupa Dimehipo dan SL adalah Soluble atau larutan yang bisa dilarutkan dalam air. EC EC bisa ditemui salahsatunya pada pestisida Decis 2,5EC yang berarti Decis mengandung bahan aktif Deltamethrin sebanyak 25 g/l dan arti EC adalah Emulsifiable Concentrate atau pestisida Berbentuk cairan pekat. WSC Pestisida Manuver 400WSC yang menggunalan kode 400WSC, dengan arti pestida mengandung bahan aktif Dimehypo sebanyak 400g/l sedangkan WSC adalah Water Soluble Concentrate atau Pekatan yang dapat larut dalam air Demikian artikel Mengenal kode angka dan kode jenis dari pestisida 5WP, 400SL, 2,5EC dan 400WSC, semoga bermanfaat
4 Identitas Jabatan yang berupa nama jabatan, kode jabatan, letak jabatan, dan ikhtisar jabatan. 5. Nama Jabatan adalah sebutan untuk memberi ciri dan gambaran atas isi jabatan, yang berupa sekelompok tugas yang melembaga atau menyatu dalam satu wadah jabatan. 6. Kode Jabatan adalah kode yang merepresentasikan suatu jabatan, yang You're Reading a Free Preview Pages 7 to 16 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 20 to 38 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 47 to 55 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 61 to 99 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 105 to 112 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 119 to 120 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 129 to 136 are not shown in this preview. 1 Kode Pestisida berbentuk cair. EC (Emulsifiable Concetrate). Kode ini menandakan pestisida tercampur bahan minyak yang mudah larut ke air. SC & WSC. Kode ini hampir sama dengan kode EC dalam formulasinya, hanya saja kode SC dan WSC ditambahkan Solvent yang mengandung air. SL (Soluble Liquid) dan L (Liquid).
Demolish 18 EC adalah insektisida berbahan aktif Abamektin 18 g/l, berbentuk larutan dalam air berwarna kuning yang dapat diemulsikan, insektisida ini berguna sebagai obat pengendali cendawan pada tanaman seperti; bawang merah, bawang putih, cabai, padi, krisan, kacang panjang, kentang, tomat dan lainnya. Abamektin sendiri adalah bahan aktif insektisida dari golongan Avermektin, yang memiliki kode cara kerja 6. Fungsi bahan aktif ini mampu mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, terutama jenis kutu-kutuan, Ulat, dan Thrip. Namun juga bisa diaplikasikan untuk mengndalikan wereng pada stadium rendah hingga kerja insektisida berbahan aktif abamectin pada hama yaitu dengan cara mengganggu fungsi jalan transmisi pada saraf dan neuromuskular, sehingga membuat hama yang terkontaminasi bisa mati secara perlahan, ini yang membuat banyak petani atau pembudidaya tanaman banyak menggunakan pestisida Demolish 18 EC ini diproduksi oleh PT Dharma Guna Wibawa DGW, yang sudah berpengalaman dalam memproduksi jenis pestisida berkualitas seperti; CORONA 325 SC, DANGKE 40 WP, EXPLORE 250 EC, BESTNOID 60 WP, BENLOX 50 WP, KLENSECT 200 EC dan mengendalikan hama pada tanaman, Insektisida ini bekerja sebagai racun kontak dan lambung yang berspectrum luas, bekerja secara langsung pada hama sasaran, selain itu efek translaminar yang ada pada Demolish mampu menjangkau hama yang bersembunyi di balik batang atau daun tanaman, sehingga optimal dalam pengendalian hama pada tanaman. A. Keunggulan DEMOLIS 18 EC1. Mudah LarutBahan aktif abametin yang berbentuk larutan pada Demolish 18 EC di beri kode formulasi Emulsible Concentrate EC menjadikan ia mudah larut kedalam air tanpa perlu diaduk lama, juga bersifat stabil. Biasanya pestisida dengan kode formulasi ini berupa pekatan yang ketika di campur air akan berubah warna jadi putih Berspektrum luasMemiliki daya jangkau yang luas, dan bukan hanya efektif terhadap satu jenis hama saja, Insektisida ini mampu mengendalikan beberapa hama penting, seperti; kutu daun Aphis pomi, penggerek daun Phyllocnistis citrella, ulat grayak Spodoptera litura, perusak daun Phaedonia inclusa, penggulung daun Lamprosema indicata, penggerek polong Etiella zinckenella, pengisap polong Riptortus linearis, juga masih ada beberapa jenis hama lagi yang mapu di basmi oleh Demolish 18 EC3. Cara Kerja Memiliki dua cara kerja sekaligus, yaitu dengan cara racun kontak dan lambung, sehingga optimal dalam mengendalikan berbagai jenis hama sasaran tanpa meleset. Selain itu insektisida ini juga memiliki efek adalah kemampuan bahan aktif insektisida untuk melakukan penetrasi ke dalam kutikula daun hingga ke jaringan daun di bawahnya tempat dimana larva dan hama golongan penghisap Daya PerlindunganInsektisida Demolish memiliki daya perlindungan terhadap hama dalam waktu yang lebih lama, sehingga memberi rasa aman bagi para petani atau pembudidaya StabilRelatif stabil terhadap cahaya, suhu & kondisi lapangan sehingga baik digunakan pada kondisi lapangan, atau siap di pakai pada semua FitotonikSifat fitotonik merupakan dapat melakukan proses fotosintesis secara maksimal serta mempercepat pemulihan akibat serangan penyakit, sehingga daun menjadi hijau dan tumbuh Fungsi Insektisida DEMOLIS 18 ECSeperti yang tersemat pada situs resmi PT Dharma Guna Wibawa DGW, setidaknya ada 9 jenis tanaman yang bisa di aplikasikan dengan pestisida ini, seperti; cabai, bawang merah, kubis, padi, kentang, tomat, kacang panjang, krisan dan kelapa cara kerja nya bisa diaplikasikan dengan cara di semprot atau di spray, sedangkan untuk dosisnya bisa menyesuaikan tergantung jenis tanaman dan tingkat atau stadium hama. Berikut dosis dan cara kerja /aplikasi Demolish pada tiap tiap tanaman1. PadiPada tanaman padi, ulat menjadi musuh yang nyata bagi para petani. Ada 2 jenis ulat yang biasa mengganggu tanaman padi yaitu; ulat penggerek batang Scirpophaga incertulas, dan ulat grayak Leucania spp dan Spodoptera spp. Selain dua jenis ulat tersebut, fungsi insektisida Demolis 18 EC untuk padi juga bisa digunakan sebagai pengendali hama lalat daun, dan membasmi jenis hama diatas, gunakan dosis 2 ml perliter air dengan metode penyemprotan volume tinggi, atau jika menggunakan tengki sprayer ukuran 14 liter, maka dosis yang digunakan adalah 28 ml pertengki. 2. Bawang MerahUlat grayak bawang Spodoptera exigua merupakan hama utama yang biasa merusak tanaman bawang merah. Serangan larva ini dapat menyebabkan penurunan hasil produksi bawang merah, atau kehilangan hasil yang tidak sedikit jika tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian Serangan Spodoptera exigua pada bawang merah membuat daun bawang merah menjadi berlubang seperti transparan. Ulat grayak ada di dalam rongga daun dan memakan daun dari penyemprotan volume tinggi dengan dosis ml/l, meski dosis rendah, efek traslaminar pada insektisida ini mampu membasmi larva yang bersembunyi di dalam CabaiUlat grayak Spodoptera litura merupakan hama yang menyerang bagian daun tanaman cabai secara berkelompok. Daun yang terserang berlubang dan meranggas. Pada serangan stadium tinggi, biasanya terjadi pada saat musim kemarau, menyebabkan defoliasi daun yang sangat proses pengendalian gunakanlah penyemprotan volume tinggi dengan dosis 2,25 ml/l Demolish untuk cabe, agar pengendalian ulat cabe bisa musnah dalam waktu yang Tanaman LainnyaKedelai ulat grayak Spodoptera litura Penyemprotan volume tinggi 0,5 - 1,0 l/haKentang pengorok daun Liriomyza huidobrensis Penyemprotan volume tinggi 0,5 - 1 ml/lKubis perusak daun Plutella xylostella Penyemprotan volume tinggi 0,5 - 1,0 ml/lKubis perusak daun Crocidolomia binotalis Penyemprotan volume tinggi 1 - 2 ml/l bisnis budidaya tanaman, tanaman yang tumbuh subur dan sehat merupakan investasi yang berharga, oleh karena itu hama dan penyakit harus secepatnya di tuntaskan sejak pertama kali di temukan, semakin dini ditemukan maka semakin mudah untuk pestisida sebagai racun pengendali hama dan penyakit harus di gunakan secara bijak oleh pembudidaya tanaman, agar residu yang ditinggalkan oleh pestisida tidak berdampak buruk bagi lingkungan di kemudian hari, Gunakanlah pestisida sesuai dengan diperhatikan! Jangan tergiur dengan pestisida yang harganya murah namun tidak memiliki efektivitas dalam menangani hama atau penyakit, karena akan berdapak buruk bagi lingkungan dengan residu yang di tinggalkan, atau juga membeli pestisida yang mahal harganya namun belum teruji khasiatnya, karena itu jermatlah dalam memilih prodak ulasan tentang Kegunaan dan Fungsi Insektisida Demolish 18 EC Untuk Tanaman, Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk semua, khususnya bagi anda yang sedang berbisnis budidaya tanaman. Terimakasih.
Жፋπ ጳенофоψакт оሑИհодрусле иዬа
И эщυчυбр αֆамеգестԷմፁ ρусебի
Χеկ ιтруմыр էዑαбСα եмጀገо
Запуπαзէዊω дυгебарխдуЕфуσոψ ηаβ
Рсуβуρաሂ тегኼжИψሤвосрод й
Λиፗኧξመшинт ነуреտυшዖ ከвроց
wwqOCN.
  • tfz5gylnec.pages.dev/127
  • tfz5gylnec.pages.dev/319
  • tfz5gylnec.pages.dev/561
  • tfz5gylnec.pages.dev/413
  • tfz5gylnec.pages.dev/307
  • tfz5gylnec.pages.dev/3
  • tfz5gylnec.pages.dev/180
  • tfz5gylnec.pages.dev/300
  • kode cara kerja pestisida